Oleh Nurfadillah Salam
Saat hati gundah
Resah tanpa arah
Menanti cahaya Mu
Menerangi jalanku yang sedang redup
Menjadi pelita
di tengah gersangnya jiwa
Uraian kalimat Mu
Basuh hati yang rindukan cinta
Mendekap lembut dengan irama syahdu
Menari di atas air mata ketenangan
Hadir mu dalam relung hati
Lepaskanku dari jerat keraguan yang menggelisahkan
Menumpas keresahan
Kala ia datang menghadang
ku sadar, cintaku tak seteguh gunung
karena terkadang ia rapuh
tergoda oleh bisikan waktu
Cintaku juga tak selembut bunga yang bersemi
yang mungkin layu terkikis amarah
juga tak sejernih air yang mengalir
karena terkadang ia ternoda oleh pengingkaran
Ia datang dari hati yang penuh harap
Menanti kasih dari Mu
Gowa
26 September 2015
Antara Aku dan Sepi
oleh Nurfadillah Salam
Dikala sepi datang menyergap
yang terasa hanya pilu di benak
kembali kubuka lembaran masa lalu
yang ku temukan hanya penyesalan
akalku menyadari
bahwa setiap hela nafas
akan ada pertanggungjawabannya
dan setiap detik yang melintas ditubuhku
sudah pasti mengurangi pundi-pundi waktu yang ada
gelisah lalu bertengger di hati
enggan hatiku untuk tenang
pikiranku merontah
menahan derita
perlahan air mata kembali tumpah
menyeruak di atas wajah
kala akal berusaha menembus batasannya
memberontak akan keputusan yang ada
namun yang kutemui hanya kesadaran
bahwa betapa kecilnya diriku ini di hadap-Nya
masih di sisa nafasku
duri dan sutera bertamu
awan terarak gelap dan terang silih berganti
mencium semerbak di gumpalan keresahan
Puisi Pagi
sang gelap kini tergeser oleh benderang
kesunyian mulai berganti dengan nyanyian pagi
mengisyaratkan perintah tuk menyudahi malam
membuka lembaran baru dalam buku hidup
udara putih penuh dengan semangat
memasuki tenggorokan yang haus akan ketenangan
perlahan membawa kesejukan
merasuki kepingan hati yang pernah retak
gelisah kini bertarung dengan harapan
kupejamkan mata berharap harapanlah yang akan menang
walau keraguan menjelma di dada
ku tak sendiri..
pagi masih hadir menemani
membuka sejuta kesempatan
tuk kembali menjahit asa yang pernah terlelap
hangat mentaripun kan merengkuh
langit juga tetap setia menemani
merayu tuk melukiskan asa
bertintakan rasa berkuaskan jiwa
Gowa
17 september 2015