Sabtu, 26 September 2015

PUISI Cinta untuk Mu



Cinta untuk Mu
Oleh Nurfadillah Salam



Saat hati gundah
Resah tanpa arah
Menanti cahaya Mu
Menerangi jalanku yang sedang redup
Menjadi pelita
di tengah gersangnya jiwa

Uraian kalimat Mu

Basuh hati yang rindukan cinta
Mendekap lembut dengan irama syahdu
Menari di atas air mata ketenangan

Hadir mu dalam relung hati

Lepaskanku dari jerat keraguan yang menggelisahkan
Menumpas keresahan
Kala ia datang menghadang 

ku sadar, cintaku tak seteguh gunung
karena terkadang ia rapuh
tergoda oleh bisikan waktu

Cintaku juga tak selembut bunga yang bersemi
yang mungkin layu terkikis amarah
juga tak sejernih air yang mengalir
karena terkadang ia ternoda oleh pengingkaran
Ia datang dari hati yang penuh harap
Menanti kasih dari Mu 

Gowa
26 September 2015

Jumat, 18 September 2015

Puisi "Antara Aku dan Sepi"

Antara Aku dan Sepi

oleh Nurfadillah Salam

Dikala sepi datang menyergap
yang terasa hanya pilu di benak
kembali kubuka lembaran masa lalu
yang ku temukan hanya penyesalan

akalku menyadari
bahwa setiap hela nafas 
akan ada pertanggungjawabannya 
dan setiap detik yang melintas ditubuhku
sudah pasti mengurangi pundi-pundi waktu yang ada

gelisah lalu bertengger di hati
enggan hatiku untuk tenang
pikiranku merontah
menahan derita

perlahan air mata kembali tumpah
menyeruak di atas wajah 
kala akal berusaha menembus batasannya
memberontak akan keputusan yang ada
namun yang kutemui hanya kesadaran
bahwa betapa kecilnya diriku ini di hadap-Nya

masih di sisa nafasku
duri dan sutera bertamu
awan terarak gelap dan terang silih berganti
mencium semerbak di gumpalan keresahan 

Kamis, 17 September 2015

Puisi Pagi

Puisi Pagi



sang gelap kini tergeser oleh benderang
kesunyian mulai berganti dengan nyanyian pagi
mengisyaratkan perintah tuk menyudahi malam
membuka lembaran baru dalam buku hidup

udara putih penuh dengan semangat
memasuki tenggorokan yang haus akan ketenangan
perlahan membawa kesejukan
merasuki kepingan hati yang pernah retak

gelisah kini bertarung dengan harapan
kupejamkan mata berharap harapanlah yang akan menang
walau keraguan menjelma di dada

ku tak sendiri..
pagi masih hadir menemani
membuka sejuta kesempatan
tuk kembali menjahit asa yang pernah terlelap

hangat mentaripun kan merengkuh
langit juga tetap setia menemani
merayu tuk melukiskan asa 
bertintakan rasa berkuaskan jiwa

Gowa
17 september 2015