Rabu, 28 Oktober 2015

PUISI "Kuingin kau seperti angin"




kuingin kau seperti angin
oleh Nurfadillah Salam




Retak relung rasa ini
Terbentur situasi dan keadaan
melahirkan jurang pemisah
yang terasa semakin menjauh dari pelupuk mata
tercipta dari seonggok ego
menepis senyum dan tawa di antara kita

Pernahkah terlintas di benakmu
aku pun ingin diperlakukan sama
bak angin yang tak pernah memilih
daun mana yang ingin ia sapa
ku ingin kau seperti itu

seiring waktu,
ia hadir mengungkung damai itu
rasa ini sepertinya tak ingin lagi berkompromi
dengan sikap dan keangkuhan
yang kini tumbuh
mengakar dan mencekrammu dengan erat

terlalu banyak perih yang tergores di sini
menyisakan luka bernanah
menghimpitku di lorong gelisah
yang semakin lama kian menyiksa

kawan, sadarkah kau bahwa aku juga sama,
yah.. sama sepertimu
rasaku juga halus..
tersentuh nalar sikapmu
yang menancapkan paku nestapa
meninggalkan bayang perih

memori itu kembali terputar
membuat bayangan itu hadir
kala kita beriringan, saling menggenggam

bukankah kau paham
beriringan tak selalu harus menyamakan langkah
juga tak harus mendekap erat
karena jika demikian kau bisa saja terjatuh

kau tentu sering mendengarnya
teman yang baik adalah teman yang selalu mengingatkan 
di saat kau tersalah,
mendekap lembut
di saat kau perih
telah ku coba lakukan semua itu
namun kau selalu mengartikannya salah

bingung..
terkadang berkecamuk di pikiranku
berharap kau mampu menangkap putih yang terucap 
di balik hitam lisanku
bagaimana agar kau tak salah membaca
setiap bahasa tubuh ini
bahwa ia juga ingin dipahami

layaknya lapisan tipis air yang beku
seperti itulah hatiku saat ini




Alauddin, 28 Oktober 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar