Rabu, 28 Oktober 2015

PUISI "Kuingin kau seperti angin"




kuingin kau seperti angin
oleh Nurfadillah Salam




Retak relung rasa ini
Terbentur situasi dan keadaan
melahirkan jurang pemisah
yang terasa semakin menjauh dari pelupuk mata
tercipta dari seonggok ego
menepis senyum dan tawa di antara kita

Pernahkah terlintas di benakmu
aku pun ingin diperlakukan sama
bak angin yang tak pernah memilih
daun mana yang ingin ia sapa
ku ingin kau seperti itu

seiring waktu,
ia hadir mengungkung damai itu
rasa ini sepertinya tak ingin lagi berkompromi
dengan sikap dan keangkuhan
yang kini tumbuh
mengakar dan mencekrammu dengan erat

terlalu banyak perih yang tergores di sini
menyisakan luka bernanah
menghimpitku di lorong gelisah
yang semakin lama kian menyiksa

kawan, sadarkah kau bahwa aku juga sama,
yah.. sama sepertimu
rasaku juga halus..
tersentuh nalar sikapmu
yang menancapkan paku nestapa
meninggalkan bayang perih

memori itu kembali terputar
membuat bayangan itu hadir
kala kita beriringan, saling menggenggam

bukankah kau paham
beriringan tak selalu harus menyamakan langkah
juga tak harus mendekap erat
karena jika demikian kau bisa saja terjatuh

kau tentu sering mendengarnya
teman yang baik adalah teman yang selalu mengingatkan 
di saat kau tersalah,
mendekap lembut
di saat kau perih
telah ku coba lakukan semua itu
namun kau selalu mengartikannya salah

bingung..
terkadang berkecamuk di pikiranku
berharap kau mampu menangkap putih yang terucap 
di balik hitam lisanku
bagaimana agar kau tak salah membaca
setiap bahasa tubuh ini
bahwa ia juga ingin dipahami

layaknya lapisan tipis air yang beku
seperti itulah hatiku saat ini




Alauddin, 28 Oktober 2015



Selasa, 20 Oktober 2015



Gema Penggetar Jiwa





Malam kini menjelang. Hadirnya mengorbankan senja yang harus turun tahta, untuk mempersilahkan sang malam mengambil kedudukan. Bulan mulai nampak, seiring dengan simfoni alam yang mulai senyap. Burung-burung berbondong-bondong menuju tempatnya, meninggalkan bayangan tak berjejak. Angin yang sebelumnya terasa hangat, kini perlahan dingin, menelisik sejengkal demi sejengkal permukaan kulit. Merasuk semakin dalam ke setiap pori. Langit perlahan kelam, diiringi dengan bintang yang satu per satu hadir menghiasinya.
Seorang pemuda sedang duduk memeluk lutut di atas hamparan tanah menghitam. Di lengan bawahnya terlihat jelas bekas sayatan-sayatan silet dan lubang-lubang kecil membiru seperti bekas tusukan jarum suntik. Pada lengan bagian atas, ada tato dengan gambar yang tak jelas. Tatapannya sayu dengan lidah keluh. Wajahnya gelap, seakan tertutup dengan gumpalan keresahan. Ia tak percaya akan apa yang telah terjadi. kejadian hari ini menyisakan luka parah di batinnya. Pikirannya terjebak di lorong  gelisah yang tak berujung. Kegundahan merayap dengan cepat memasuki ruang-ruang hati yang semakin dalam. Matanya terpaku menatapi puing-puing kayu yang hangus terbakar. Benaknya dirundung pilu. Ia tak habis pikir, dengan waktu singkat kejadian itu mampu mengubah banyak hal. Tempat yang dulu tertata kini menjadi ambur adul. Pepohonan hijau yang tumbuh menghiasi  parkiran pasar kini daunnya menghitam, ciut karena terjilat api. Pohon yang sebelumnya menawarkan keteduhan, kini hanya memberi bayang perih.

Ingatannya bergerak mundur menelusuri kejadian demi kejadian yang telah lalu. rasa bersalah terus menari-nari di benaknya. Segala yang hadir di depannya pun seakan menyindir dan memberikan teguran keras untuk apa yang telah ia lakukan. Menyia-nyiakan orang-orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
***Hidupnya hancur, semenjak ia mulai memasuki bangku SMA. Saat di mana ia mulai menemukan kebebasan bersama teman-teman sekolahnya. Masih teringat jelas ketika ia dan teman-temannya duduk di lapangan belakang sekolah, seseorang  yang  tak dikenal memberinya bungkusan bening yang berisi bubuk putih. Katanya, dengan mencoba sedikit saja, perasaan bahagia akan membara di dalam diri dan mampu membuat pikiran melayang-layang. Dengan rasa penasaran, ia dan teman-temannya mulai mencicipi bubuk putih itu. Rasanya hambar, namun mungkin hanya dalam hitungan menit terasa bahagia membuncah di dalam hati dan pikirannya. Bereuforia, mengembara seolah sedang bermimpi di tempat yang indah dan penuh kedamaian.

Bubuk putih itu masih tersisa cukup banyak. Sesampainya di rumah, dikomsumsinya lagi bubuk putih itu. Dan kejadian sebelumnya terulang kembali. Terasa hatinya melayang ke tempat yang sangat menyenangkan dan sangat indah.
Beberapa hari setelah kejadian mencicipi bubuk putih itu,  demam, pusing dan mual beradu dalam dirinya. “Mungkin ini hanya sakit biasa” batinnya. Dengan tubuh yang menunjukan gejala sakit, Ia tetap ke sekolah. Bertepatan dengan hari itu, beberapa teman sekolah yang berkecimpung di sebuah organisasi anti narkoba datang untuk bersosialisasi di kelasnya. Mereka menjelaskan banyak hal tentang narkoba, mulai dari bahaya penggunaan narkoba, jenis, bentuk dan akibat apa yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba tersebut. Salah satu jenis narkoba yakni heroin, dimana bentuknya seperti bubuk dan berwarna putih. Akibat dari penggunaan semua jenis narkoba akan menimbulkan adiksi yakni ketergantungan yang ditandai dengan mual, pusing dan panas di sekujur tubuh.
Seketika petir terasa menyambar pikirannya. Mungkinkah bubuk putih yang ia komsumsi beberapa hari yang lalu itu adalah narkoba. Rasa takut lalu menyelimuti batinnya. Menyeruak di antara pori-pori kulit yang menghasilkan keringat dingin.
Dengan perasaan takut, ia menunggu orang yang memberi bubuk putih itu di lapangan belakang sekolah berharap ia berlalu di tempat itu seperti kejadian beberapa hari sebelunya. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya orang itu pun datang. Tapi bukannya memberikan solusi, ia malah kembali menawarkan bubuk putih. Tapi berbeda dari yang sebelumnya, bubuk putih itu diberinya tarif seharga 50 ribu, jumlahnya bahkan lebih sedikit dari yang diberikan sebelumnya. Dengan bujuk ray dan tipu muslihat, ia lalu menerima tawaran itu tanpa memikirkan tujuan utama Ia ingin menemui orang tersebut.
Kejadian adiksi itu terus berulang, bahkan dengan level yang semakin tinggi, dan setiap kejadian itu terulang, ia terus mengomsumsi bubuk putih itu. Perlahan ia merambah menggunakan jenis-jenis narkoba yang lain dan dengan cara mengomsumsi yang bervariasi pula, salah satunya melalui suntikan.

Sampai pada suatu waktu, dimana ia memaksa orang tuanya untuk memberinya uang. Ya, untuk memenuhi hasrat akibat adiksi yang dideritanya. Berbagai cara kasar dilakukan, yang membuat dua insan renta yang akrab dipanggilnya ayah dan ibu itu meneteskan air mata. Perangainya membuat hati kedua orang tuanya teriris, menyisakan luka yang tiap hari semakin parah.  Untuk memenuhi keinginannya, ia mulai mencuri. Ia terbiasa mengambil uang di toko orangtuanya secara diam-diam. Bahkan ia berani mencuri uang dari toko lain yang berdekatan dengan toko milik ayahnya. Kenakalannya semakin menjadi-jadi, semakin tak pernah perduli akan larangan dan nasehat dari orang tuanya,  ditambah oleh hasutan dari teman-teman yang terjerumus di kubangan yang sama. Beragam jalan gelap ia tapaki. Penampilannya semakin hari semakin buruk. Satu persatu tato mulai diukir pada tubuhnya, memberi warna pada kulitnya yang putih.

***
            Kemarin, semua masih berjalan seperti biasanya. Orangtuanya masih hadir menegur setiap apa yang ia lakukan. Sampai pada kejadian 17 jam yang lalu, semua yang terjadi meluluh lantahkan perasaannya, merenggut orang-orang yang selama ini telah disia-siakannya. Tak banyak yang bisa ia lakukan, hanya menangis meratapi setiap hembusan nafas yang ia habiskan dengan kerugian, sembari merontah di atas puing-puing penyesalan.
            Diiringi dengan awan yang berarak tanpa jeda yang perlahan memudar, hancur dan kembali berbentuk, Ia masih di tempat yang sama, memutar ulang rekaman yang ada di memori otak. Perlahan namun pasti, gelisah merasuk semakin dalam di benaknya kala film masa lalunya terputar.
            Alam masih menari dalam simfoninya. Gelap semakin merajai bumi. Pohon-pohon dengan daun yang telah menghitam seakan menatap ke langit menanti butir-butir yang mampu melepaskan dari kepenatan udara yang berbau asap. Perlahan terdengar gemah takbir yang menggetarkan jiwa. Menumpas gelisah yang bersemayam. Memberikan tenaga kepada hatinya untuk tetap tegar, bertarung dengan kenyataan yang ada, memberikan celah di antara lorong gelisah. Hadir sebagai secerca sinar di tengah kalutnya pemikiran untuk menjalani hidup. Untaian kalimat-kalimat indah berikutnya, kemudian merenggangkan udara, menyentuh gendang telinga dengan lembut, menggetarkan tulang-tulang pendengaran, mengantarkan  impuls semangat ke dalam otak. Kalimat-kalimat itu hadir membasuh hati yang telah lama kering kerontang, yang selama ini tak pernah memperoleh tempat di hidupnya.

            Hatinya perlahan diselimuti oleh ketenangan dan mulai terbesit keinginan untuknya membenahi semua ini. Suara adzan itu mengisyaratkan panggilan jiwa yang mendalam untuknya. Dengan gerak yang lamban, tangan dan kakinya mulai berpindah posisi. Tubuhnya yang kerontang kini nampak berdiri. Langkahnya siap diayunkan untuk berharap ampunan pada sang Pencipta hidup dan mati. Tak banyak yang bisa ia lakukan selain mengharapkan ampunan dari-Nya, berharap hidupnya lebih baik dari yang telah lalu. Perlahan semangat hadir dalam langkah kaki diayunkan menuju gerbang ampunan yang memperbaiki hidupnya. Setidaknya ia telah memutuskan melangkah dan berlari dari kobaran api yang menyiksa daripada memasrahkan diri terbakar api itu untuk menapaki jalan baru dimana mungkin di sana akan banyak onak dan duri yang menanti.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Sehat dengan Sunnah

Sehat dengan Sunnah





Assaamu'alaikum,

sahabat, jika ada manusia sempurna maka manusia yang paling sempurna adalah Rasulullah saw. Kesempurnaan pribadi Rasulullah bukan hanya dalam penampilan luar saja, tetapi juga beliau sempurna dalam fisik, spiritual dan ahlaknya. Karena itulah, Allah SWT. menjadikannya sebagai teladan bagi kehidupan manusia, di dalam firmannya;“sesungguhnya telah ada pada (diri)  Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”  (Q.S al-ahzab : 21).

Muslim yang kuat yang hanya dapat diperoleh dengan kondisi fisik yang kuat pula. Kesehatan adalah dasar yang sangat penting untuk terwujudnya kekuatan seorang mukmin. Rasulullah telah meneladankan pola hidup sehat. Nah, pertanyaannya, bagaimana pola hidup sehat yang diteladankan oleh Rasulullah? sebaiknya sahabat baca dulu buletin ini sampe tuntas.

Bagaimana makan sehat ala Rasulullah SAW ??

 ‘Tiada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga) maka jika ia tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernapasnya” (HR. Ahmad dan Ibnu Maja)

Makan terlalu banyak dapat memberatkan kerja sistem pencernaan, dapat membuat pH tubuh menjadi asam, bila tubuh tidak bisa mengatasi hal tersebut, maka akan terjadi penumpukan karbondioksida yang mengakibatkan sel-sel tubuh akan rusak. Ketika lambung dipenuhi oleh makanan, maka terjadi peningkatan aliran darah ke lambung untuk membawa oksigen, menyebabkan oksigen di bagian tubuh lain berkurang.
Dari abu Qatadah , bahwa Nabi saw melarang menghembuskan nafas di dalam bejana (ketika minum)”  (HR. Bukhari dan Muslim). Sahabat, orang yang bernafas mengeluarkan CO2, dan jika zat ini bersenyawa dengan air (H2O), maka akan terbentuk H2CO3 yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh. Hal ini juga akan terjadi pada saat kita meniup makanan panas.

Berkaitan dengan adab makan, Rasulullah juga menganjurkan kita untuk makan dan minum dengan duduk. Air yang masuk akan disaring oleh sfringer, yakni suatu struktur berotot yang bisa membuka sehingga air seni bisa lewat dan menutup. Sehingga air yang kita minum akan disalurkan ke ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah, jika kita minum berdiri, air yang kita minum tidak disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih yang menyebabkan terjadinya pengendapan di saluran ureter karena banyak limbah yang tersisa, tidak terangkut bersama air. Iniah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “minum sambil berdiri akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dalam organ-organ pencernaan yang jika dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus. Penyakit ini disebut usus turun”

Makanan dan minuman yang terbuka sangat muda terkena debu ataupun dimasuki binatang pembawa kuman seperti lalat, cicak dan sebagainya. Berkaitan dengan ini, Rasulullah mengajarkan, “jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat” (HR Bukhari).
Bagaimana penjelasan hadist ini menurut sudut pandang ilmiah ??
Lalat hidup di sampah dan limbah organik yang mengandung sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya serta kuman. Allah yang maha kuasa, memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada salah satu sayapnya dan obat penawar pada sayap yang lain. Jika tidak, tentu spesies lalat sudah pasti binasa karena terkena kuman yang dibawanya bukan? Tapi kenyataannya masih banyak spesies lalat yang bertahan hingga saat ini. Beberapa orang mungkin tidak senang dengan ide membenamkan lalat dalam minumannya. Namun, ini bisa diterapkan dalam kasus-kasus darurat, ketika hanya memliki sedikit air.

Bagaimana Pola Tidur yang Baik ??

Tidur merupakan perkara yang sering dillakukan oleh manusia. Dari tidur, kita bisa merehatkan sejenak pemikiran dari sekelumit aktivitas yang dilakukan. Namun terkadang kita sering mengabaikan posisi tidur yang dicontohkan Rasulullah. Lantas bagaimana posisi tidur sahabat sekalian ? apakah sudah benar ??
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu” (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah posisi tidur yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pada saat seseorang tidur dalam posisi ini, jantung hanya terbebani oleh paru-paru kiri yang berukuran lebih kecil dari paru-paru kanan. Juga menempatkan hati pada posisi yang stabil. Selain itu, ini juga akan memudahkan proses pencernaan. Lambung yang terletak di bagian kiri rongga perut, akan lebih mudah memasukkan isinya ke dalam usus halus di bawahnya saat tubuh berada posisi ini. Menurut penelitian, makanan akan mampu dicerna oleh usus dalam 2,5 sampai 4,5 jam. Sedangkan pada posisii tidur yang lain makanan baru akan selesai dicerna setelah 5 sampai 8 jam.

Kapan saat tepat kita tidur ? Jika mengacu pada sistem kerja organ vital tubuh, maka tidur yang baik adalah pada awal malam, sekitar jam 8 malam. Sebab empedu aktif bekerja antara jam 11 malam hingga jam 1 dini hari,. Sementara hati mulai aktif bekerja mulai jam 1 malam. Apabila pada jam-jam tersebut kita masih belum tidur, apalagi masih asyik makan-makan, maka sebenarnya kita telah merusak alur tubuh kita sendiri. Jadi, upayakan untuk tidak tidur larut malam. Hal ini berkorelasi positif dengan hadis “Bahwasanya Rasulullah SAW. Membenci tidur malam sebelum sholat Isya dan berbincang-bincang setelahnya (begadang) (HR Bukhari dan Muslim).

pola hidup yang sehat tentunya tidak hanya dengan membiasakan diri melakukan makan dan tidur yang teratur, tetapi juga dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar tidak dihinggapi oleh vektor-vektor penyakit serta rutin berolahraga. 


Sabtu, 26 September 2015

PUISI Cinta untuk Mu



Cinta untuk Mu
Oleh Nurfadillah Salam



Saat hati gundah
Resah tanpa arah
Menanti cahaya Mu
Menerangi jalanku yang sedang redup
Menjadi pelita
di tengah gersangnya jiwa

Uraian kalimat Mu

Basuh hati yang rindukan cinta
Mendekap lembut dengan irama syahdu
Menari di atas air mata ketenangan

Hadir mu dalam relung hati

Lepaskanku dari jerat keraguan yang menggelisahkan
Menumpas keresahan
Kala ia datang menghadang 

ku sadar, cintaku tak seteguh gunung
karena terkadang ia rapuh
tergoda oleh bisikan waktu

Cintaku juga tak selembut bunga yang bersemi
yang mungkin layu terkikis amarah
juga tak sejernih air yang mengalir
karena terkadang ia ternoda oleh pengingkaran
Ia datang dari hati yang penuh harap
Menanti kasih dari Mu 

Gowa
26 September 2015

Jumat, 18 September 2015

Puisi "Antara Aku dan Sepi"

Antara Aku dan Sepi

oleh Nurfadillah Salam

Dikala sepi datang menyergap
yang terasa hanya pilu di benak
kembali kubuka lembaran masa lalu
yang ku temukan hanya penyesalan

akalku menyadari
bahwa setiap hela nafas 
akan ada pertanggungjawabannya 
dan setiap detik yang melintas ditubuhku
sudah pasti mengurangi pundi-pundi waktu yang ada

gelisah lalu bertengger di hati
enggan hatiku untuk tenang
pikiranku merontah
menahan derita

perlahan air mata kembali tumpah
menyeruak di atas wajah 
kala akal berusaha menembus batasannya
memberontak akan keputusan yang ada
namun yang kutemui hanya kesadaran
bahwa betapa kecilnya diriku ini di hadap-Nya

masih di sisa nafasku
duri dan sutera bertamu
awan terarak gelap dan terang silih berganti
mencium semerbak di gumpalan keresahan 

Kamis, 17 September 2015

Puisi Pagi

Puisi Pagi



sang gelap kini tergeser oleh benderang
kesunyian mulai berganti dengan nyanyian pagi
mengisyaratkan perintah tuk menyudahi malam
membuka lembaran baru dalam buku hidup

udara putih penuh dengan semangat
memasuki tenggorokan yang haus akan ketenangan
perlahan membawa kesejukan
merasuki kepingan hati yang pernah retak

gelisah kini bertarung dengan harapan
kupejamkan mata berharap harapanlah yang akan menang
walau keraguan menjelma di dada

ku tak sendiri..
pagi masih hadir menemani
membuka sejuta kesempatan
tuk kembali menjahit asa yang pernah terlelap

hangat mentaripun kan merengkuh
langit juga tetap setia menemani
merayu tuk melukiskan asa 
bertintakan rasa berkuaskan jiwa

Gowa
17 september 2015



Senin, 27 April 2015

Zoologi Invertebrata Filum Protozoa Kelas "Suctoria"

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya. Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara (2--1.000) μm, protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton. Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas filum ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi. Makalah ini dibuatuntuk menjelskan lebih lanjut tentang filum ciliophorakhususnya kelas suctoria
B. Rumusan masalah
            Rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Bagaimana ciri-ciri umum dari kelas suctoria?
2.      Di mana habitat kelas suctoria?
3.      Bagaimana bentuk tubuh spesies dari kelas suctoria?
4.      Bagaimana bagian-bagian tubuh dan fungsi masing-masing bagian tersebut pada kelas suctoria?
5.      Bagaimana cara makan dari kelas suctoria?
6.      Bagaimana cara kelas suctoria bereproduksi?
7.      Apa peranan yang merugikan dan menguntungkan dari kelas suctoria?
8.      Apa pembagian sub class, ordo dan spesias dari kelas suctoria?
C. Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menjelaskan bagaimana ciri-ciri umum dari kelas suctoria?
2.      Untuk menjelaskan di mana habitat kelas suctoria?
3.      Untuk menjelaskan bagaimana bentuk tubuh spesies dari kelas suctoria?
4.      Untuk menjelaskan bagaimana bagian-bagian tubuh dan fungsi masing-masing bagian tersebut pada kelas suctoria?
5.      Untuk menjelaskan bagaimana cara makan dari kelas suctoria?
6.      Untuk menjelaskan bagaimana cara kelas suctoria bereproduksi?
7.      Untuk menjelaskan apa peranan yang merugikan dan menguntungkan dari kelas suctoria?
8.      Untuk menjelaskan apa pembagian sub class, ordo dan spesias dari kelas suctoria?
















BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Umum
Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan ciri khas utama dari kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora. Namun, perbedaan sitologi utama adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan macronucleus. Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam. Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian besar chiliophora "telanjang", beberapa menghasilkan mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah aparatus oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988). Anggota subphylum Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary pada beberapa tahap siklus hidup. Perlengkapan berkisar dari penutup lengkap dari silia sederhana untuk sebuah membranelles yang relatif sedikit lebih atau kurang lengkap terbatas pada daerah peristomial. Dalam rentang ini, tipe spesialisasi ciliary dan pola distribusi menjadi dasar utama untuk membedakan taksonomi subdivisi. Ciliophore ini biasanya dibagi menjadi dua kelas, Ciliatea dan Suctorea. Dalam ciliatea, silia atau komponen derivat mereka terdapat dalam fase siklus dominan. Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari makan. Tahapan larva bersilia merupakan karakteristik spesies yang paling menghubungkan kelompok ini dengan Ciliatea dan pola larva ciliary menyiratkan bahwa Suctorea lebih erat terkait dengan Holotrichida daripada ke ciliates yang lebih spesifik (Hall, 1961).
Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni memiliki silia pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus seluruh tubuh organisme hingga batas area peristomial. Silia terdapat di permukaan sel yang memiliki bentuk menyerupai rambut. Ciliophora memiliki dua jenis nukles, yakni makronukleus dan mikronukleus. Filum ini dibedakan dua kelas, yaitu Ciliatea dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia ada pada sebagian besar tahap dari siklus hidup, sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki tahap non-ciliated pada tahap dewasa serta memiliki tentakel khusus yang berfungsi mencari makan. Ciliophora merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada bermacam-macam habitat, khususnya di perairan.
B. Habitat dan Bentuk tubuh suctoria
                  Sebagian suctoria hidup bebas di semua tempat. Misalnya pada permukaan air baik tawar / asin ataupun di dalam air. Suctoria Hidupnya bebas yaitu pada tempat yang sejuk misal Podophyra, pada tempat payau (pertemuan antara sungai dan laut), pada air asin, pada tumbuhan. Hidupnya parasit pada binatang air yang kecil. Suctoria ditemukan dalam jumlah besar bila populasi bakteri dan konsentrasi oksigen terlarut dari proses pengobatan yang tinggi , lingkungan air limbah stabil dan struktur flok dewasa telah berkembang . Suctoria biasanya menunjukkan lingkungan air limbah yang stabil dan biomassa yang sehat . Pertumbuhan terpasang berat pada batang biasanya menunjukkan batang telah sekitar cukup lama dalam sistem , dan hal telah cukup stabil.
Bentuk tubuh pada berbeda pada spesies, seperti spherical, conical, seperti tongkat, silindris, vermiform, atau tidak bercabang. Ciri-ciri jelas dari kelompok yang memilki tentakel dan tidak adanya cilia pada tahap dewasa. Terjadi pengurangan tentakel pada Endosphaera, yang meliputi endoparasit pada ciliata tertentu.
Gambar 2.1. tipe tentakel pada kelas suctoria
Tentakel mungkin terletak pada permukaan atau mereka muncul pada dalam bentuk ikatan atau bentuk cuping atau lengan yang panjang. Dua variasi dapat diketahui, salah satu tipe adalah capitate distally berakhir pada perluasan yang rata atau bulat. tipe lain adalah tipe lilin yang lebih atau kurang dari titik (A,B). Pada beberapa spesies, tentakel mengandung tabung di dalam (gambar C,E), perluasan kedalam endoplasma dari jarak yang dekat. Tentakel melekat pada ciliata yang cocok yang melakukan kontak dengan mereka dan tenaganya cukup untuk menangkap mangsa yan lebih besar dari captor (gambar H,I). Kelumpuhan yang cepat dari organisme yang ditangkap telah diketahui. Secara singkat setelah kontak, protoplasma mangsa mulai mengalir kebawah tentakel ke dasar tabung, dimana vakuola makanan terbentuk. Pellicle mangsa dipecah oleh hisapan lisis alami pada saat kontak dengan tentakel tidak tentu. dicerna dengan cepat. Tokophyra lemnarum, sebagai contoh, pencernaan Euplotes patella sekitar 15 menit. Aliran material ke tentakel selama makan menggunakan hisapan, sumber yang tersisa memunculkan masalah. Mungkin aktivitas signifikan dari vakuola kontraktil meningkat sekitar lima fold pada Tokophrya infusionum untuk organisme yang memulai makan.
Tangkai suctorian, diperlihatkan pada beberapa spesies, tidak selalu kontraktil tidak seharusnya homogen pada struktur. Akhir tangkai mungkin diperluas dengan cangkir kecil yang menjadi dasar dari sisa tubuh, atau pada kasus lain, akhir distal dari tangkai ke dasar tubuh (gambar G). Pada metamorfosis larva ciliata, tangkai muncul dari analog organela ke scopula dari Peritrichida (Gambar 3.51 L).
Beberapa Suctorea yang dilengkapi dengan sekret lorica yang terbuka pada bagian distally, yang meninggalkan akhir apikal dari tubuh (Gambar 3.56 A) atau mungkin dinding tebal yang dekat pada tubuh Squalophrya macrostyla (Gambar 3.53, H, I).
C. Bagian-bagian Tubuh dan Fungsinya
            Pada tubuh suctoria mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda). Pada bentuk muda memiliki silia yang berfungsi sebagai alat gerak dan untuk mengumpulkan makanan. Anggota subphylum Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary pada beberapa tahap siklus hidup. Perlengkapan berkisar dari penutup lengkap dari silia sederhana untuk sebuah membranelles yang relatif sedikit lebih atau kurang lengkap terbatas pada daerah peristomial. Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari makan.
 kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan macronucleus. Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam. Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian besar ciliates "telanjang", beberapa menghasilkan mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya Lepidotrachelophyllum).
                  Bentuk tentakel Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil. Adapula tentakel yang berbentuk runcing, fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.

D. Cara Makan dan Reproduksi Suctoria
            Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam. Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian besar ciliates "telanjang", beberapa menghasilkan mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah aparatus oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988).
Hubungan antara Suctorea ke ciliata ditunjukkan pada siklus hidup pada sebagian spesies. Secara tipical reproduksi melibatkan pertunasan secara internal (Gambar 3.51, N-P) atau eksternal. Walaupun terlihat tidak biasa, kedua pertunasan internal dan eksternal mungkin terjadi pada spesies tunggal, yang diperlihatkan pada Anarma multiruga. Tunas berkembang menjadi larva ciliata (Gambar 3.51, A-K), dalam waktu singkat akan berenang, dan mengalami metamorfosis alami. Setelah tahap larva, Tokophrya lemnarum menjadi terikat (Gambar 3.51, L-M), sebuah tangkai keluar dalam beberapa menit, lengan tentakel tumbuh normal sekitar 15 menit setelah mereka melakukan deteksi pertama, dan bentuk dewasa berkembang secara penuh sekitar satu jam. Kejadian metamorfosis yang cepat dimiliki pada Tokophrya infusionum.
Gambar 3.51 Tipikal reproduksi kelas Suctorea
Penghilangan cilia selama metamorfosis tidak termasuk granula basal mereka, yang dilakukan pada tahap dewasa Podophrya fixa. Pada reproduksi, tunas mendapatkan beberapa granula basal parental, kemudian berlipat dan memberikan kenaikan pada larva cilia. Jika pada kasus ini mungkin dipertimbangkan tentang representatif, adanya kelestarian genetic dari granula basal sepanjang siklus hidup.
Pada siklus hidup Podophrya fixa, pertengahan tahap intervensi antara larva dan dewasa, parasit pada Nassula ornata (Gambar 3.65, F). Hasil dari metamorfosis Sphaerophrya pada tahap mengapung sampai membuat kontak dengan inang ciliata. endhosphaera juga termasuk tipe yang tidak biasa dengan endoparasitik dewasa, dilekatkan pada citoplasma dari inang ciliata. Pada reproduksinya, hasil dari parasit larva ciliata yaitu hasil bebas dari tahap migrasi dan menempel pada inang baru (Gambar 3.53, A-D).
Tambahan pada kejadian umum larva ciliata, transformasi dari dewasa ke tahap migrasi juga mungkin terjadi, pada Podophrya parsitica (Gambar 3.56, D).
Tahap migrasi ini, secara bertahap ditambah oleh perkembangan tangkai, cilia, dan perkembangan tentakel diatas permukaan menjadi tahap Paracineta (Gambar 3.56, G). Tahap ini tidak makan dan nampak pada tahap sementara didahului ekistasis (Gambar 3.56, H).
Konjugasi, dapat dibandingkan pada tipe ciliata, yang dijelaskan pada beberapa jenis, termasuk Acineta, Dendrocometes dan Tokophrya. Perbedaan konjugasi pada Tokophrya lemnarum, pada dua konjugan terpisah pada ciliata. fusi lengkap dan produksi dari sinkronisasi tunggal yang ditunjukkan pada Lernaeophrya capitata. Ekistasis diketahui pada jumlah spesies. Pada Tokophrya lemnarum , ekistasis melibatkan deposisi dari sekresi transparan pada basal pertama, dan yang terakhir adalah akhir apical tubuh. Spesimen awal ekistasis yang menyerupai loricate suctorea. Precistic dengan drawal tentakel yang tidak dapat djelaskan. Sebagai gantinya, struktur yang tersisa pada permukaan apical dan ditelah oleh sekresi material ke bentuk membran kista.
E. Peranan Suctoria dan Pembagiannya
Contoh peranan suctoria yaitu sebagai berikut:
1.    Podophyra, hidup bebas dalam air yang sejuk
2.    Dendrosoma, bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya
3.    Sphaerophrya, berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor
4.    Trichophrya Micropteri,  hidup pada insang ikan laut
5.    Allantosoma, hidup pada usus besar kuda.
Suctorea, berkaitan dekat dengan gymnostoma Holotrichida kemudian ke ciliata yang lain, tampak memiliki dasar defersivikasi pada evolusinya. Sejak tidak ada dasar logical dalam perbedaan tingkatan, suatu kelompok yang dibagi kedalam nomer famili. Bahkan pengaturan sederhana menjadi lebih berguna jika beberapa famili mendefinisikan secara jelas untuk memperhatikan jenis yang memperlihatkan kombinasi intermediet pada karakteristik. Mungkin dilakukan studi yang intensif pada siklus hidup, dengan komparasi yang rinci dari migrasi larva, yang mungkin menghasilkan informasi yang berguna. Sebagai contoh, hal yang menarik pada larva Podophrya soliformis dan Parapodophrya denticula famili Podophryidae) yang dapat dijelaskan dengan polar circlet dari cilia yang serupa yang dilihat dengan sabuk equatorial dari cilia yang sama pada spesies Tokophrya (famili Acinetidae ); larva Podophrya globulifera, P.fixa dan P. parasitica, dengan baris cilia yang pararel pada panjang poros.
1. Famili acinetidae
famili ini dikarekteristikan oleh tunas endogen dan kepemilikan tentakel , biasanya disusun pada kelompok. Sebuah lorica sering hadir dan tangkai mungkin hadir atau tidak.
2. Famili Dendrosomidae
Famili Dendrocometidae. bentukan tanpa tangkai pada pertunasan endogen. Kepala tentakel didistribusikan ke permukaan atau tempat yang sedikit besar dari tubuh. Badan tanpa tangkai yang memiliki bentuk tidak teratur dan bercabang. dan permukaan basal yang biasanya berada di substratum. Tentakel yang disusun pada cluster. Tipe reproduksi melibatkan tunas endogen, yang tunggal maupun berlipat.
3. Famili Discophryidae
Pertunasan endogen dan karakteristik kepala tentakel, walaupun beberapa spesies demgan tetakel yang tepat yang berperan dalam famili. Sebuah lorica yang berkurang dan sebuah tangkai yang mungkin atau tidak ada. 
4. Famili Ephilotidae
Tangkai pada suctorea laut dengan kepala atau titik tentakel. Pertunasan adalah tipe exogen dan mungkin multiplet. Sebuah lorica mungkin atau tidak mungkin ada.
Gambar 3.55 82




Gambar 3.56
5. Famili Ophryodendridae
Di laut bentukan tentakel dikonsetrasikan pada satu atau lebih gerakan proboscis seperti pemanjangan. Pada penambahan yang tidak wajar pada tipe larva, jadi disebut tunas verniform, yang tidak memilki tentakel atau probocis, yang mungkin dihasilkan oleh pertunasan exogen.

6. Famili Podophryiade
Reproduksi melibatkan pertunasan eksternal atau beberapa kasus “pembelahan” yang memiliki dua organisme sesaudara hampir sama jumlahnya. Sebuah tangkai dan sebuah lorica mungkin hadir atau tidak ada.












BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
       Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari makan. Sebagian suctoria hidup bebas di semua tempat. Misalnya pada permukaan air baik tawar / asin ataupun di dalam air. Bentuk tubuh pada berbeda pada spesies, seperti spherical, conical, seperti tongkat, silindris, vermiform, atau tidak bercabang. Pada tubuh suctoria mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda). Pada bentuk muda memiliki silia yang berfungsi sebagai alat gerakdan untuk mengumpulkan makanan. Suctoria menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Reproduksi terjadi dengan cara pembelahan dan pertunasan. Suctoria dibagi menjadi beberapa famili yaitu: Famili acinetidae, Famili Dendrosomidae, Famili Discophryidae, Famili Ephilotidae, Famili Ophryodendridae, Famili Podophryiade.

B. Saran
            Sebaiknya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kelas Suctoria, sebaiknya pembaca membaca lebih banyak lagi referensi lain, guna memperkaya pengetahuan dan memudahkan untuk mengingat materi tersebut.






DAFTAR PUSTAKA

Ehrenberg. 1830. Loxodes, (Online), (http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Cilio-phora/Loxodes/index.html) diakses 29 Oktober 2011
Hall. 1961. Protozoology. Japan: Prentice-Hall, Inc.
Lynn, D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (Philum Ciliophora). Boston: Jones and Bartlett Publishers.
Roger, A.O. 1988. Comparative Protozoology, Ecology, Physiology, and Life History. New York: Sringer- Verlag New York Inc.